Mungkinkah Mencintai Dua Orang pada Saat Bersamaan?
TABLOIDBINTANG.COM - Pernahkah Anda jatuh cinta? Konon, tak banyak orang yang mengalami indahnya jatuh cinta. Apalagi jatuh cinta pada 2 orang pada saat yang sama. Bisa saja terjadi sampai Anda bingung memutuskan yang mana yang jadi pilihan. Menurut Pepper Schwartz, Ph.D., kalau bingung memilih, ya sebaiknya jangan! Bukankah 2 kepala lebih baik ketimbang 1 kepala? Apa maksudnya? Coba simak yang dituturkan Dr. Schwartz lewat bukunya Everything You Know about Love and Sex is Wrong.
Mungkinkah mencintai 2 orang yang sama?
Cinta, mestinya unik. Jika jatuh cinta, cinta sejati, menurut pepatah, hati kita hanya untuk si dia. Demikian pula sebaliknya. Itu yang seharusnya terjadi. Tapi kita juga mencintai orang lain bukan? Orangtua, kakak, adik, lalu ada juga cinta pertama yang konon, tak akan pernah hilang lantaran punya tempat istimewa di dalam lubuk hati. Nah, dengan demikian, hati kita ternyata punya kapasitas cukup besar dari yang kita kira. Tapi selama ini kita tak yakin, apa mungkin punya cinta sejati lebih dari satu? Selain itu, orang yang punya 2 cinta dalam hidupnya bisa dianggap nyeleneh.
Tapi Dr. Schwartz tidak sependapat. Katanya setelah mewawancarai sekian banyak orang, ia menyimpulkan, sebenarnya banyak orang yang benar-benar mencintai lebih dari 1 orang pada saat bersamaan. Hubungannya bisa saja kedekatan emosional atau cukup dengan kehadiran orang itu di dekatnya, semacam dukungan moral lewat kehadiran fisik. Misalnya, mantan kekasih yang sudah lama menghilang, tiba-tiba muncul lagi di saat Anda sudah bersama orang lain. Perasaan yang pernah ada sebelumnya, bisa saja muncul lagi. Pernah menonton Cast Away yang dibintangi Tom Hanks dan Helen Hunt? Apa jadinya kalau itu terjadi pada diri Anda? Pingsan seperti Helen Hunt? Setelah siuman, apa yang mesti Anda lakukan?
Jadi, bisakah kita mencintai lebih dari 1 orang? Absolutely. Tapi benarkah perasaan itu? Hubungan yang serius -- apalagi pernikahan -- dilandasi hubungan emosional yang sakral. Perubahan apa pun bisa menimbulkan ketidakjujuran dan amoral. Setidaknya itu masih berlaku hingga saat ini. Namun, ada baiknya menyimak lebih jauh berdasarkan pengalaman Dr. Schwartz dengan klien-kliennya.
Dua orang bisa melengkapi hubungan yang diinginkan?
Anda pastilah punya alasan kuat mengapa mencintai pasangan Anda. Ada sesuatu yang istimewa dari dirinya. Kalau tidak mana mungkin Anda bersedia mendampinginya? Tapi jarang, jarang sekali bahkan kalau menurut Anda telah menemukan orang yang tepat -- yang mengaku dalam hatinya, kalau dialah segalanya. Manusia memang tidak sempurna 'kan? Ada saja kelemahan masing-masing. Terlepas dari kelemahannya, si dia memang segalanya.
Dengan demikian, mungkin saja ada yang mencoba menutupi kekurangan pasangan dengan mencarinya pada orang lain. Memang kelihatannya tak benar, namun bukan tidak mungkin terjadi. Ini bisa jadi alasan utama seseorang berselingkuh. Apa yang tidak didapat dari pasangannya, ternyata didapat dari orang lain. Waduh, kedengarannya selfish. Kalau Anda mencintai seseorang, itu mestinya cukup untuk menerima dia apa adanya. Jangan sampai mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan.
Nasihat dan peringatan yang baik. Namun lebih sulit dilakukan ketimbang didengar. Nyatanya, banyak orang memutuskan hubungan dengan orang yang mereka bilang sanggup memberikan "segala" yang mereka inginkan. Padahal kita tahu, tak ada orang yang sanggup being everything.
Ada 3 reaksi yang biasa terjadi saat mengalami situasi macam begini. Nrimo dan membiarkannya, meninggalkan hubungan atau menghukum pasangan lantaran tak bisa jadi orang yang Anda inginkan. Tapi sedihnya, respon yang umum dilakukan justru yang terakhir. Coba berapa kali Anda melihat beberapa pasangan yang saling menghancurkan komitmen mereka hanya gara-gara sesuatu yang tak bisa diubah.
Dalam keadaan demikian, apa jadinya kalau ada orang lain yang mampu menutupi kekurangan si dia? Kadangkala orang ini bisa membuat hubungan jadi lingkaran yang utuh, dan membuat Anda tak lagi marah atau kecewa atas kekurangan yang dia miliki. Nah, sekarang, bayangkan kalau terjadi di kehidupan sebenarnya. Kalau Anda mengimbangi kekurangan yang ada dalam sebuah hubungan dengan memiliki orang lain dalam hidup Anda, kemungkinan yang terjadi hanya satu. Rasa bersalah akan mempengaruhi tindak tanduk Anda yang bisa jadi lebih "manis" terhadap si dia dibanding sebelumnya.
Cinta: Sesuatu yang beragam, splendid thing
Bisakah Anda berjauhan dengan si dia? Atau Anda begitu tergantung padanya sampai si dia malah menjauh? Pemecahan terbaik tentu dengan mencari tahu kenapa Anda butuh ketenangan dan cari cara mengatasinya. Kalau sulit, Dr. Schwartz mengusulkan yang lebih ekstrim. Coba kalau Anda mencintai 2 orang berbeda, masing-masing saling melengkapi sehingga Anda mendapatkan yang utuh! Bahkan Dr. Schwartz mengaku hal ini terasa kejam, namun bisa saja terjadi.
Tapi bagaimana pun, solusi seperti itu bisa bekerja dengan baik hanya jika Anda benar-benar serius dengan kedua orang ini. Kalau Anda mencintai si A dan hanya memanfaatkan si B, ini konyol dan egois. Situasi ini haruslah terjadi benar-benar, 2 manusia yang membuat hidup Anda lengkap, separately as well as collectively. Sebenarnya masih ada alasan lain mengapa Anda tak bisa commit terhadap satu orang selamanya, it's just your nature. Mungkin sulit diterima, tapi sekali lagi, mungkin saja terjadi. Anda bisa saja jenis manusia yang tak pernah bisa mencintai seseorang. Akui sajalah. Jangan berpikir konvensional, terbukalah pada setiap kemungkinan. Cobalah temukan 2 orang yang bisa berbagi dengan Anda, atau temukan sekelompok orang lain (pastikan mereka bisa dipercaya, tidak cemburu, dan tidak ingin tahu) dan setialah pada mereka.
Memilih Kekasih
Tentu tak mudah melakukannya. Terlebih dengan syarat mesti melibatkan cinta seutuhnya, tanpa ada maksud memanfaatkan salah satu dari mereka. Dr. Schwartz mengingatkan, masih ada syarat lain. Anda tak boleh mempermainkan perasaan 2 orang yang jadi kekasih Anda, terutama jika menghadapi situasi seperti berikut:
- Ada kemungkinan bakal mengancam pernikahan. Ini benar, dan terpenting kalau bukan alasan utama, mengapa banyak orang tidak akan membiarkan dirinya mencintai lebih dari 1 orang pada saat bersamaan.
- Merasa tak nyaman soal kebohongan, dan tak bisa berbohong. Kalau begitu sederhana saja, jangan lakukan!
- Mencintai yang satu lebih dari yang lain, bahkan meninggalkan komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Nah, ini masalah serius yang mesti diwaspadai. Kenyataannya, saat kebanyakan orang jatuh cinta, mereka merasa harus memilih. Itu caranya mengatasi bagaimana mencintai hanya seseorang. Dua orang berarti memaksa mereka memilih.
Dengan 3 situasi seperti itu, memang sulit mencintai 2 orang pada saat yang sama. Dr. Schwartz paling tidak sudah membuka alternatif lain yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan ini. Namun untuk menjalaninya, Anda mesti berhati-hati. Seperti yang telah ditulis Dr. Schwartz, tampaknya tidak gampang mencintai 2 orang pada saat bersamaan. Bagaimana cara mengukur kadar cinta yang seimbang? Memangnya mudah?